tenang -bersama kita

panas terlambat datang
trotoar masih ditempatnya meninggikan kebahagiaanku
begitu seperti tidak ada warna
meski aromanya tak ku endus lagi
setidaknya secankir kopi pahit menuntunku
untuk sebisa menikmati keadaannya
pahit menantangku mendatangkan perasaan itu
hanya berjarak pandangan mata
melihatnya begitu sangat tanpa jengkal
aku memutihkan ingatanku
menelaah arah geraknya, gerak matanya
ketika kopi tak habis kuminum
pelarian ketakutan akan pertemuan ini
-saja ini bukan titik
aku membentuk koma dari gula di meja.

Leave a comment